4.2.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan
kriteria sebagai berikut :
a.
Jika r hitung > r tabel maka
pernyataan dinyatakan valid.
b.
Jika r hitung < r tabel maka
pernyataan dinyatakan tidak valid.
c.
Nilai r hitung dapat dilihat pada
kolom corrected item total correlation.
Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas
diberikan kepada 30 responden diluar sampel penelitian, tetapi memiliki
karakeristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai r tabel dengan
ketentuan df = 30 dan tingkat signifikansi 5 % adalah 0,361.
Tabel 4.1
Uji Validitas
Item-Total Statistics
|
|
Scale Mean if Item Deleted
|
Scale Variance if Item Deleted
|
Corrected Item-Total Correlation
|
Cronbach's Alpha if Item Deleted
|
AnalisisOrganisasi
|
10.8667
|
13.016
|
.668
|
.892
|
SOP
|
10.8667
|
13.016
|
.668
|
.892
|
Individu
|
10.9667
|
12.378
|
.668
|
.890
|
MetodePelatihan
|
10.9333
|
12.685
|
.609
|
.892
|
KemampuanStruktur
|
10.9000
|
13.128
|
.490
|
.896
|
KelengkapanFasilitas
|
10.8667
|
13.292
|
.512
|
.896
|
Reaksi
|
11.0333
|
12.240
|
.624
|
.891
|
Sikap
|
10.9667
|
12.861
|
.478
|
.897
|
Hasil
|
10.8667
|
13.292
|
.512
|
.896
|
Sertifikat
|
11.1000
|
12.231
|
.569
|
.894
|
Bonus
|
11.1333
|
11.637
|
.745
|
.886
|
TnujanganLembur
|
11.2667
|
11.926
|
.605
|
.893
|
PromosiJabatan
|
11.2000
|
12.372
|
.480
|
.899
|
Fasilitas
|
11.2667
|
11.789
|
.648
|
.891
|
Kehadiran
|
10.9667
|
12.378
|
.668
|
.890
|
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.0 ( 2012)
Tabel 4.1
menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan valid karena nilai Corrected
Item-Total Correlation di atas 0,361. Dengan demikian, kuesioner
dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.
4.2.2.Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali dan Kuncoro (dalam
Ginting dan Situmorang, 2008:179) butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid
dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai
berikut:
1.
Menurut Ghozali jika nilai Cronbach's Alpha > 0.60 maka pernyataan
reliabel.
2.
Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach's Alpha > 0.80
maka pernyataan reliabel.
Tabel 4.2
Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
|
Cronbach's Alpha
|
N of Items
|
.899
|
15
|
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.0 ( 2012)
Pada 15 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa
koefisien alpha (Cronbach's Alpha)
adalah sebesar 0.899, ini berarti 0.899
> 0.60 dan 0.899 > 0.80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner
tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan
sebagai instrumen penelitian.
4.3 Analisis
Deskriptif
Metode analisis deskriptif
merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan
gambaran yang jelas melalui pengumpulan, menyusun, dan menganalisis data,
sehingga dapat diketahui gambaran umum dari objek yang diteliti.
4.3.1
Karakteristik Responden
1.
Jenis Kelamin
Berikut adalah tabulasi karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin:
Tabel 4.3
Karakteristik
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No
|
Jenis
Kelamin
|
Jumlah Responden (orang )
|
%
|
1
|
Laki-laki
|
25
|
83.3
|
2
|
Perempuan
|
5
|
16.6
|
Sumber : Hasil penelitian (diolah), 2012
Berdasarkan Tabel 4.3
dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini di dominasi oleh laki-laki
sebanyak 25 orang (83,3%), dan perempuan sebanyak 5 orang (16,6%).
2. Lama bekerja di
peusahaan Pelayaran Indonesia I Medan
Tabel 4.4
Karakteristik Responden
Berdasarkan lama bekerja di peusahaan Pelayaran Indonesia I Medan
No
|
Lama Memakai
|
Jumlah Responden (orang)
|
%
|
1
|
< 1 tahun
|
0
|
0 %
|
2
|
1-2 tahun
|
7
|
23.4 %
|
3
|
2-3 tahun
|
0
|
0%
|
4
|
>3 tahun
|
23
|
76.6 %
|
Sumber : Hasil penelitian (diolah), 2012
Berdasarkan Tabel 4.4
dapat dilihat bahwa dari 30 responden,
yang Lama bekerja di peusahaan Pelayaran Indonesia I Medan selama < 1
tahun adalah sebanyak 0 %, 1-2 tahun adalah sebanyak 22.4%, 2-3 tahun adalah
sebanyak 0%. Sedangkan yang Lama bekerja di perusahaan Pelayaran Indonesia I
Medan selama lebih dari 3 tahun adalah 76,6%.
4.3.2 Analisis Deskriptif Variabel
1.
Variabel Pelatihan Sebagai
Variabel X1
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden
Terhadap Variabel Pelatihan (X1)
No Item
|
Tidak
|
Ya
|
F
|
%
|
F
|
%
|
1
|
1
|
3.3
|
29
|
96.7
|
2
|
4
|
13.3
|
26
|
86.7
|
3
|
4
|
13.3
|
26
|
86.7
|
4
|
2
|
6.7
|
28
|
93.3
|
5
|
3
|
10
|
27
|
90
|
6
|
2
|
6.7
|
28
|
93.3
|
7
|
11
|
36.7
|
19
|
63.3
|
8
|
7
|
23.3
|
23
|
76.7
|
9
|
2
|
6.7
|
28
|
93.3
|
Sumber : Hasil Penelitian (diolah),
2012
Dari
30 responden terdapat 96.7% responden
yang menyatakan ya bahwa pelatihan yang diberikan telah sesuai dengan tujuan
umum organisasi, sedangkan 36.7% menyatakan tidak bahwa proses pelatihan
pengembangan yang diberikan organisasi sudah efektif bagi peserta pelatihan.
Dan nilai rata-rata dari variabel pelatihan adalah 0.777778.
Berdasarkan
Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:
1. Pada
pernyataan pertama, dari 30 responden
terdapat 96.7% responden yang menyatakan
ya bahwa pelatihan yang diberikan telah sesuai dengan tujuan umum organisasi
sedangkan 3.3% menyatakan tidak.
2. Pada pernyataan kedua, dari 30 responden
terdapat 86.7% responden menyatakan bahwa pelatihan yang diberikan sesuai
dengan standar operasional pekerjaan (SOP), sedangkan 13.3% menyatakan tidak.
3. Pada pernyataan ketiga, dari 30 responden
terdapat 86.7% responden menyatakan ya bahwa peltihan berpengaruh terhadap
perubahan kinerja, sedangkan 13.3% menyatakan tidak.
4.
Pada pernyataan keempat dari 30
responden terdapat 93.3% responden menyatakan ya bahwa metode yang diberikan
membuat peserta tertarik dan bersemangat, sedangkan 6.7% menyatakan tidak
5.
Pada pernyataan kelima dari 30 responden
terdapat 90% responden menyatakan ya bahwa intruktur yang menyampaikan materi
pelatihan mampu memotivasi peserta pelatihan, sedangkan 10% menyatakan tidak
6.
Pada pernyataan keenam dari 30 responden
terdapat 93.3% responden menyatakan ya bahwa perusahaan memberikan fasilitas
yang memadai dalam terlaksananya proses pelatihan terhadap karyawan,
sedangkan 6.7% menyatakan tidak
7.
Pada pernyataan ketujuh dari 30
responden terdapat 63.3% responden menyatakan bahwa proses pelatihan
pengembangan yang diberikan organisasi sudah efektif bagi peserta pelatihan,
sedangkan 36.7% menyatakan tidak.
8.
Pada pernyataan kedelapan dari 30
responden terdapat 76.7% responden menyatakan bahwa peserta merasa puas dengan
pelatihan yang diberikan perusahaan untuk membimbing pengembangan peserta,
sedangkan 23.3% menyatakan tidak.
9.
Pada pernyataan kesembilan dari 30
responden terdapat 93.3% responden menyatakan bahwa ada perubahan yang peserta
rasakan setelah mengikuti pelatihan dari segi produktivitasnya, sedangkan 6.7%
menyatakan tidak.
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden
Terhadap Variabel Faktor Imbalan (X2)
No Item
|
Tidak
|
Ya
|
F
|
%
|
F
|
%
|
1
|
9
|
30
|
21
|
70
|
2
|
3
|
10
|
27
|
90
|
3
|
8
|
26.7
|
22
|
73.3
|
Sumber : Hasil
Penelitian (diolah), 2012
Dari 30 responden terdapat 90% responden menyatakan ya
bahwa perusahaan memberikan bonus bagi karyawan yang hasil kinerjanya melebihi
standar yang diberikan oleh perusahaan, sedangkan 26.7% menyatakan tidak
terbanyak terdapat pada pernyataan bahwa
perusahaan memberikan tunjangan (Uang Lembur) bagi karyawan yng melebihi dari
jam kerja yang ditentukan. Dan nilai rata-rata dari variabel imbalan adalah 0.866667.
Berdasarkan
Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:
1
Pada pernyataan pertama,
dari 30 responden terdapat 70% responden yang menyatakan ya bahwa perusahaan
memberikan sertifikat bagi karyawan yang berprestasi di perusahaan, sedangkan
30% menyatakan tidak.
2 Pada pernyataan kedua, dari 30 responden
terdapat 90% responden menyatakan ya bahwa perusahaan memberikan bonus bagi
karyawan yang hasil kinerjanya melebihi standar yang diberikan oleh perusahaan,
sedangkan, 10% menyatakan tidak.
3 Pada pernyataan ketiga, dari 30 responden
terdapat 73.3% responden menyatakan ya bahwa perusahaan memberikan tunjangan
(Uang Lembur) bagi karyawan yng melebihi dari jam kerja yang ditentukan,
sedangkan 26.7% menyatakan tidak
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden
Terhadap Variabel Faktor Prestasi Kerja (Y)
No Item
|
Tidak
|
Ya
|
F
|
%
|
F
|
%
|
1
|
4
|
13.3
|
26
|
86.7
|
2
|
17
|
56.7
|
13
|
43.3
|
3
|
0
|
0
|
30
|
100
|
Sumber : Hasil Penelitian (diolah),
2012
Dari
30 responden 100% responden menyatakan ya bahwa tingkat kehadiran berpengaruh
terhadap prestasi kerja, sedangkan 43.3% menyatakan tidak bahwa perusahaan
memberikan failitas tambahan bagi karyawan yang berprestasi. Dan nilai
rata-rata variabel promosi jabatan adalah 0.766666667.
Berdasarkan
Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:
1
Pada pernyataan
pertama, dari 30 responden
terdapat 86.7% responden yang menyatakan ya bahwa perusahaan menawarkan promosi
jabatan bagi karyawan yang berprestasi, sedangkan 13.3% menyatakan tidak .
2 Pada pernyataan kedua, dari 30 responden
56.7% responden menyatakan ya bahwa perusahaan memberikan failitas tambahan
bagi karyawan yang berprestasi, sedangkan 43.3% menyatakan tidak.
3 Pada pernyataan ketiga, dari 30 responden
100% responden menyatakan ya bahwa tingkat kehadiran berpengaruh terhadap
prestasi kerja, sedangkan 0% menyatakan tidak..
4.4
Uji Asumsi Klasik
4.4.1
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi
normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk melihat normalitas
residual penulis menganalisis grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal dan juga
menganalisis probabilitas plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan
distribusi normal.
Hipotesis:
1. Jika data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan
pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis
diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
Sumber : Hasil
Penelitian (diolah), 2011
Gambar 4.1
Histogram
Pada grafik Histogram terlihat bahwa distribusi normal hal
ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau
menceng ke kanan.
Sumber: Hasil penelitian (diolah), 2012
Gambar: 4.2
Normal P-P Plot of Regression
Standardized Residual
Dari Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa data-data (titik-titik) menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu, berdasarkan
Gambar 4.7 tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa data telah memenuhi uji
normalitas.
Untuk memastikan apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi
normal maka dilakukan uji Kolmogrov Smirnov (1 Sample KS) dengan melihat data
residual apakah berdistribusi normal (Situmorang, 2010:95).
Menentukan kriteria keputusan:
1. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 maka tidak mengalami gangguan
distribusi normal.
2. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) < 0,05 maka mengalami gangguan distribusi
normal.
Tabel 4.8
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
|
|
|
Unstandardized Residual
|
N
|
30
|
Normal
Parametersa,,b
|
Mean
|
.0000000
|
Std.
Deviation
|
.21025026
|
Most
Extreme Differences
|
Absolute
|
.147
|
Positive
|
.147
|
Negative
|
-.145
|
Kolmogorov-Smirnov
Z
|
.807
|
Asymp.
Sig. (2-tailed)
|
.532
|
a.
Test distribution is Normal.
|
b.
Calculated from data.
|
Sumber: Hasil penelitian (diolah), 2012
Pada Tabel 4.8 terlihat bahwa Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,532 dan
diatas nilai signifikan (0,05), dengan kata lain variabel residual
berdistribusi normal.
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regrasi terdapat ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamatan kepengamatan lainnya. Jika varians dari
satu residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka terjadi
homoskedastisitas jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi
yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Situmorang, 2010: 100).
Pemeriksaan terhadap gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola
diagram pancar yaitu grafik yang merupakan diagram pancar residual, yaitu
selisih antara nilai Y prediksi dan Y observasi.
1. Model Grafik
Hipotesis:
1. Jika diagram pancar yang ada membentuk
pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan
heteroskedastisitas.
2. Jika diagram pancar yang ada tidak
membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi tidak mengalami gangguan
heteroskedastisitas.
Sumber: Hasil
penelitian (diolah), 2012
Gambar 4.3
Scatterplot
Dari grafik Scatterplot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar
secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik
diatas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
2. Model Glejser
Menentukan
kriteria keputusan:
1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka tidak
mengalami gangguan heteroskedastisitas.
2. Jika nilai signifikan < 0,05 maka
mengalami gangguan heteroskedastisitas.
Tabel 4.9
Uji Glejser
Coefficientsa
|
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
B
|
Std. Error
|
Beta
|
1
|
(Constant)
|
.126
|
.158
|
|
.796
|
.433
|
Pelatihan
|
.052
|
.185
|
.056
|
.280
|
.782
|
Imbalan
|
.005
|
.102
|
.011
|
.053
|
.958
|
a.
Dependent Variable: absut
|
Dari Tabel 4.9 terlihat bahwa dengan jelas tidak satupun variabel
independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen
absolute Ut (absut). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikannya di atas
tingkat kepercayaan 5%, jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah
adanya heteroskedastisitas.
.4. 4.3 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas
bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara variabel independen. Jika
terjadi korelasi maka dinamakan multikol, yaitu adanya masalah multikolinieritas.
Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi antar independen.
Tabel 4.10
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
|
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
T
|
Sig.
|
Collinearity Statistics
|
B
|
Std. Error
|
Beta
|
Tolerance
|
VIF
|
1
|
(Constant)
|
1.032
|
.298
|
|
3.466
|
.002
|
|
|
Pelatihan
|
-.439
|
.347
|
-.246
|
-1.265
|
.217
|
.918
|
1.089
|
Imbalan
|
.148
|
.192
|
.150
|
.773
|
.446
|
.918
|
1.089
|
a. Dependent
Variable: PrestasiKerja
|
Sumber: Hasil penelitian (diolah), 2012
Pedoman suatu model
regresi yaitu bebas multikolinieritas adalah dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF) > 5
maka variabel ada masalah multikolinieritas, dan jika VIF < 5 maka tidak terdapat masalah
multikolinieritas, dan jika tolerance
> 0,1 maka variabel tidak terdapat masalah multikolinieritas. Pada Tabel
4.10 dapat dilihat bahwa nilai VIF < 5 dan tolerance > 0,1 maka tidak ditemukan masalah multikolinieritas
dalam penelitian ini.
4.5 Analisis
Linier Berganda
Analisis regresi berganda
digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel pelatihan dan
imbalan terhadap prestasi kerja. Persamaan regresinya adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Analisis linear berganda dalam penelitian ini
menggunakan program SPSS versi 17.0 yang dapat dilihat pada Tabel 4.11.:
Tabel 4.11
Regresi Berganda
Coefficientsa
|
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
B
|
Std. Error
|
Beta
|
1
|
(Constant)
|
1.032
|
.298
|
|
3.466
|
.002
|
Pelatihan
|
-.439
|
.347
|
-.246
|
-1.265
|
.217
|
Imbalan
|
.148
|
.192
|
.150
|
.773
|
.446
|
a.
Dependent Variable: PrestasiKerja
|
Sumber : Hasil Penelitian (diolah),
2012
Pengolahan regresi berganda yang ditunjukkan dalam
Tabel 4.11, maka diperoleh hasil regresi berganda sebagai berikut:
·
Variabel Pelatihan berpengaruh secara negatif dan dan tidak
signifikan terhadap prestasi kerja hal ini terlihat dari nilai signifikan (0.217)
di atas (lebih besar dari) 0.05. dan nilai t hitung (-1.265
) ttabel artinya jika ditingkatkan variabel pelatihan sebesar
satu satuan (unit) maka prestasi kerja (Y) akan menurun sebesar 0.439 satuan
(unit)
·
Variabel Imbalan berpengaruh
ssecara positif dan tidak signifikan terhadap prestasi kerja hal ini terlihat
dari nilai signifikan (0.446) di atas (lebih besar dari) 0.05 dan nilai t hitung
(0.773) ttabel artinya jika ditingkatkan variabel imbalan
sebesar satuan (unit) maka prestasi kerja (Y) akan meningkat sebesar 0.148
satuan (unit).
·
Berdasarkan hasil output tersebut
maka rumus persamaan regresinya adalah :
Y = 1,032 + (-0.439) X1 + 0.446
X2 + e
4.6 Koefisien Determinasi (
)
Koefisien Determinasi (

) digunakan untuk mengukur
seberapa besar kontribusi nilai-nilai pelatihan dan imbalan terhadap variabel
prestasi kerja. Jika Koefisien Determinasi (

) semakin besar (mendekati
satu) menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0 <

< 1. Sebaliknya, jika
semakin kecil
(mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah
kecil terhadap variabel terikat
Tabel 4.12
Koeffien Determinasi
Model Summaryb
|
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error of the Estimate
|
1
|
.249a
|
.062
|
-.007
|
.21790
|
a.
Predictors: (Constant), Imbalan, Pelatihan
|
b.
Dependent Variable: PrestasiKerja
|
Sumber : Hasil Penelitian (diolah), 2011
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa :
a.
R = 0, 249
berarti hubungan antara variabel
pelatihan (X1), imbalan (X2) terhadap prestasi kerja (Y)
sebesar 24.9%. Artinya
hubungannya antar variabel tidak erat.
b.
R Square sebesar 0.62 berarti variabel
pelatihan dan imbalan berpengaruh terhadap prestasi kerja sebesar 6.2%
Sedangkan sisanya 93.8% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak
dibahas dalam penelitian ini.
c.
Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi
dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 0.21790
Semakin kecil standar deviasi berarti
model semakin baik.
4.7 Uji Hipotesis
4.7.1 Uji Signifikan Simultan (Uji - F)
Uji F dilakukan untuk
menguji apakah variabel pelatihan (X1) dan imbalan (X2)
secara bersama-sama atau simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
prestasi kerja di PT. PELINDO 1 Medan. Model hipotesis yang digunakan dalam Uji
F ini adalah sebagai berikut:
H0 : b1 = b2=
b3 = b4= 0, Artinya secara serentak tidak terdapat
pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2)
terhadap variabel terikat (Y).
H0 : b1 ≠
b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, Artinya secara serentak
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,
X2) terhadap variabel terikat (Y).
Untuk menentukan nilai F,
maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut,
dengan rumus sebagai berikut:
df (pembilang) = k-1
df (penyebut) = n-k
Keterangan:
n = jumlah sampel penelitian
k = jumlah variabel bebas
dan terikat
Pada penelitian ini
diketahui jumlah sampel (n) adalah 30 dan jumlah keseluruhan variabel (k)
adalah 3, sehingga diperoleh:
1)
df (pembilang) = k-1 df (pembilang) = 3-1 =2
2)
df (penyebut) = n-k df (penyebut) = 30-2 =28
Nilai Fhitung
akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software
SPSS, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada
tingkat α = 5%, dengan kriteria uji sebagai berikut:
H0 diterima bila Fhitung
< Ftabel pada α = 5%
H0 ditolak bila Fhitung
> Ftabel pada α = 5%
Tabel 4.13
Uji Signifikan Simultan
ANOVAb
|
Model
|
Sum of Squares
|
Df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
1
|
Regression
|
.085
|
2
|
.042
|
.892
|
.422a
|
Residual
|
1.282
|
27
|
.047
|
|
|
Total
|
1.367
|
29
|
|
|
|
a.
Predictors: (Constant), Imbalan, Pelatihan
|
b.
Dependent Variable: PrestasiKerja
|
Pada Tabel 4.15 dapat
dilihat bahwa hasil perolehan Fhitung
pada kolom F yakni sebesar 0.892 dengan tingkat signikan = 0.000 lebih besar
dari Ftabel yakni 0.892
dengan α = 5%. Atau dengan kata lain Fhitung > Ftabel (1.70
> 0.892).
Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika Fhitung > Ftabel maka
H0 ditolak, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel pelatihan (X1), imbalan (X2)
terhadap variabel prestasi kerja (Y) pada perusahaan PT. PELINDO 1 Medan.
4.7.2 Uji Signifikan Parsial (Uji - t)
Uji t dilakukan untuk
menguji secara parsial apakah variabel bebas yang terdiri dari variabel
pelatihan (X1), imbalan (X2) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap prestasi kerja (Y) pada perusahaan pelayaran Indonesai I
Medan.
Model hipotesis yang akan digunakan adalah
sebagai berikut:
H0 : b1 = b2=
b3 = b4= 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari Pelatiahan
(X1), Imbalan (X2), secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap Prestasi Kerja PT. PELINDO 1 Medan (Y) sebagai variabel
terikat.
H0 : b1 ≠ b2 ≠
b3 ≠ b4 ≠ 0, artinya variabel bebas secara parsial
berpengaruh positif terhadap variabel terikat variabel bebas yang terdiri dari
nilai-nilai ekonomis (X1), psikologis (X2), sosial (X3)
dan fungsional (X4) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
Prestasi Kerja PT. PELINDO 1 Medan. (Y) sebagai variabel terikat.
Kriteria
pengambilan keputusan:
H0 diterima jika thitung <
ttabel pada α = 5%
H0 ditolak jika thitung >
ttabel pada α = 5%
Nilai thitung
akan diperoleh dengan menggunakan software
SPSS 17,0 for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai ttabel
pada tingkat α = 5% yakni 1,70.
Tabel 4.14
Uji Parsial
Coefficientsa
|
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
T
|
Sig.
|
B
|
Std. Error
|
Beta
|
1
|
(Constant)
|
1.032
|
.298
|
|
3.466
|
.002
|
Pelatihan
|
-.439
|
.347
|
-.246
|
-1.265
|
.217
|
Imbalan
|
.148
|
.192
|
.150
|
.773
|
.446
|
a.
Dependent Variable: PrestasiKerja
|
Sumber : Hasil Penelitian (diolah), 2012
Berdasarkan Tabel 4.14 terlihat bahwa:
1)
Variabel pelatihan (X1)
Variabel pelatihan berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap
prestasi kerja, hal ini terlihat dari nilai signifikan 0.217 lebih besar dari
0.05. Nilai t hitung (-1.265) <
t tabel (1.70)
artinya jika ditingkatkan variabel pelatihan sebesar satu satuan maka prestasi
kerja tidak akan berkurang sebesar 0.439.
2)
Variabel Imbalan (X2)
Variabel imbalan
berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap prestasi kerja, hal
ini terlihat dari nilai signifikan 0.446 lebih besar dari 0.05. Nilai t hitung
(0.773) < t tabel (1.70) artinya jika
ditingkatkan variabel imbalan sebesar satu satuan maka prestasi kerja tidak
akan bertambah sebesar 0.148.
4.8
Pembahasan
Pada penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa
dari 30 karyawan, 29 orang atau 28,7% responden
sudah pernah mengikutihan pelatiahn dan pengembangan di perusahaan tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa Karyawan PT. PELINDO 1 Medan memiliki tingkat prestasi kerja yang cukup
baik terhadap PT. PELINDO 1 Medan.
1. Berdasarkan Analisis Deskriptif
Dari hasil analisis deskriptif variabel pada tiga dimensi yaitu
pelatihan, imbalan dan prestasi kerja, didapatkan beberapa hasil, yaitu:
Pada variabel pelatihan, tidak terlihat hal yang mencolok pada
jawaban responden pada jawaban tidak. Tetapi responden menjawab ya terbanyak
terdapat pada pernyataan bahwa pelatihan telah sesuai dengan tujuan umum
organisasi sebanyak 29 responden (96.7%). Hal ini membuktikan bahwa pelatihan
yang diberikkan telah sesuai dengan tujuan perusahaan. Dengan begitu perusahaan
diharapkan agar pelatihan yang diberikan sesuai dengan tujuam umum perusahaan sehingga.
Pada variabel imbalan responden yang menjawab ya terbesar
terdapat pada pernyataan bahwa perusahaan akan memberikan bonus bagi karyawan
yang bekerja melebihi standar sebesar 27 responden (90%). Hal ini membuktikan
bahwa responden menyatakan ya bahwa perusahaan akan memberikan bonus bagi
karyawan yang bekerja melebihi standar. Dengan begitu diharapkan perusahaan
mampu meningkatkan.
Pada variabel Y atau prestasi kerja, dari
30 responden terdapat 86.7% responden
yang menyatakan ya bahwa perusahaan menawarkan promosi jabatan bagi karyawan
yang berprestasi.
2. Berdasarkan Hasil Uji t (Uji Parsial)
Dari variabel yang mempengaruhi prestasi kerja pada perusahaan
PELINDO I Medan yaitu pertama
variabel pelatihan berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap
prestasi kerja, hal ini terlihat dari nilai signifikan 0.217 lebih besar dari
0.05. Nilai t hitung (-1.265) <
t tabel (1.70)
dengan demikian variabel pelatihan belum bisa memberikan hasil maksimal.
Dengan begitu sebaiknya PT. PELINDO 1 Medan bisa lebih memberikan pelatiahn dan
imbalan sehingga variabel ini bisa menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan
prestasi kerja karyawan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
1.
Berdasarkan Uji F secara serentak berpengaruh positif
dan signifikan bahwa variabel Pelatihan dan imbalan terhadap prestasi kerja
karyawan pada PT. PELINDO 1 Medan.
2.
Berdasarkan Uji t secara parsial bahwa variabel pelatihan
karyawan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap prestasi kerja
karyawan.
3.
Variabel imbalan secara Parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. PELINDO 1 Medan.
4.
Koefisien determinasi (R2) = 0,249. Artinya
prestasi kerja PT. PELINDO 1 Medan dipengaruhi pelatihan dan imbalan. Sedangkan
sisanya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
5.2 Saran
1. Variabel pelatihan karyawan pengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap prestasi kerja karyawan, oleh karena itu PT. PELINDO
1 Medan hendaknya meningkatkan pelatihan karyawan yang sudah diterapkan
perusahaan dan meningkatkan atau memperbanyak program – program pelatihan di
masa akan datang agar kualitas pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki
karyawan dapat bertambah.
2. Pihak perusahaan perlu memberikan program
pelatihan yang lebih baik dan memberi manfaat yang besar dan membantu karyawan
untuk meningkatkan prestasi kerjanya. Pihak perusahaan perlu hendaknya mengutamakan
kesejahteraan karyawan bukan hanya berdasarkan finansial tetapi lebih kepada
karyawan itu sendiri. Karyawan yang tepat akan memiliki prestasi kerja yang
baik dan mendorong perusahaan untuk mencapai tujuan dengan lebih baik.