Sunday, April 22, 2012

Studi Kelayakan Bisnis


1. Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang cukup mendalam dan komprehensif untuk mengetahui apakah pengembangan usaha yang akan dilakukan layak atau tidak.
2. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Studi Kelayakan Bisnis dibutuhkan oleh:
1. Pihak Investor
Sebelum menanamkan modalnya di perusahaan yang akan dijalankan investor akan mempelajari laporan studi kelayakan bisnis yang telah dibuat, karena investor memiliki kepentingan langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh dan jaminan modal yang akan ditanamkan.
2. Pihak Kreditor
Sebelum memberikan kredit pihak bank perlu mengkaji studi kelayakan bisnis dan mempertimbangkan bonafiditas dan tersedianya agunan yang dimilliki.
3. Pihak Manajemen Perusahaan
Sebagai leader manajemen perusahaan juga memerlukan studi kelayakan bisnis untuk mengetahui dana yang dibutuhkan, berapa yang dialokasikan dari modal sendiri, rencana pendanaan dari investor dan kreditor.
4. Pihak Pemerintah dan Masyarakat
Perusahaan yang akan berdiri harus memperhatikan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah agar dapat diprioritaskan untuk dibantu oleh pemerintah.
5. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi
Penyusunan studi kelayakan bisnis perlu dianalisis manfaat yang akan didapat dan biaya yang ditimbulkan proyek terhadap perekonomian nasional, karena sedapat mungkin proyek dibuat demi tercapainya tujuan-tujuan nasional.

3. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Kasmir dan Jakfar ada lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan yaitu :
a. Menghindari resiko kerugian
Resiko kerugian untuk masa yang akan datang yang penuh dengan ketidak pastian, dalam hal ini fungsi studi kelayakan untuk meminimalkan resiko  baik yang dapat dikendalikan maupun  yang tidak dapat dikendalikan.
b. Memudahkan Perencanaan
Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan, kapan usaha akan dijalankan, dimana, bagaimana pelaksanaannya, berapa besar keuntungan yang akan diperoleh serta bagaimana mengawasinya jika terjadi penyimpangan.
c. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Dengan rencana yang telah tersusun maka sangat memudahkan pelaksanaan bisnis, pengerjaan usaha dapat dilakukan secara sistematik.
d. Memudahkan Pengawasan
Dengan melaksanakan proyek sesuai rencana maka memudahkan untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha.
e. Memudahkan Pengendalian
Jika dapat diawasi maka jika terjadi penyimpanganakan muidah terdeteksi, sehingga mudah untuk mengendalikan penyimpangan tersebut.

4. Tahap Studi Kelayakan Bisnis
1. Penemuan Ide
Agar dapat menghasilkan ide proyek yang dapat menghasilak produk laku untuk dijual dan menguntungkan diperlukan penelitian yang terorganisasi dengan baik serta dukungan sumber daya yang memadai. Jika ide proyek lebih dari satu, dipilih dengan memperhatikan:
* ide proyek sesuai dengan kata hatinya
* pengambil keputusan mampu melibatkan diri dalam hal-hal yang sifatnya teknis
* keyakinan akan kemampuan proyek menghasilakan laba.
Tahap Penelitian
2. Setelah ide proyek terpilih, dilakukan penelitian yang lebih mendalam dengan metode ilmiah:
* mengumpulkan data
* mengolah data
* menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data
* menyimpulkan hasil
* membuat laporan hasil
Tahap Evaluasi
3. Evaluasi yaitu membandingkan sesuatu dengan satu atau lebih standar atau kriteria yang bersifat kuantitatif atau kualitatif. Ada 3 macam evaluasi:
* mengevaluasi usaha proyek yang akan didirikan
* mengevaluasi proyek yang akan dibangun
* mengevaluasi bisnis yang sudah dioperasionalkan secara rutin.
Dalam evaluasi bisnis yang akan dibandingkan adalah seluruh ongkos yang akan ditimbulkan oleh usulan bisnis serta manfaat atau benefit yang akan diperkirakan akan diperoleh.
4. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak
Jika terdapat lebih dari satu usulan rencana bisnis yang dianggap layak, perlu dilakukan pemilihan rencana bisnis yang mempunyai skor tertinggi jika dibanding usulan lain berdasar kriteria penilaian yang telah ditentukan.
5. Tahap Rencana Pelaksanaan
Setelah rencana bisnis dipilih perlu dibuat rencana kerja pelaksanaan pembangunan proyek. Mulai dari penentuan jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga perencana, ketersediaan dana dan sumber daya lain serta kesiapan manajemen.
6. Tahap Pelaksanaan
Dalam realisasi pembangunan proyek diperlukan manajemen proyek. Setelah proyek selesai dikerjakan tahap selanjutnya adalah melaksanakan operasional bisnis secara rutin. Agar selalu bekerja secaa efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan laba perusahaan, dalam operasional perlu kajian-kajian untuk mengevaluasi bisnis dari fungsi keuangan, pemasaran, produksi dan operasi.

5. Hasil Studi Kelayakan Bisnis
Hasil studi kelayakan bisnis berupa dokumentasi lengkap dalam bentuk tertulis yang diperlihatkan bagaimana rencana bisnis memiliki nilai-nilai positif bagi aspek-aspek yang diteliti, sehingga akan dinyatakan sebagai proyek bisnis yang layak.

6. Etika dalam Studi Kelayakan Bisnis
Aspek moral dan etika dalam bisnis, khususnya dalam studi kelayakan bisnis (SKB) menjadi hal yang penting. Perilaku etis mengacu pada norma-norma atau standar-standar moral pribadi dalam hubungannya dengan orang lain agar dapat terjamin tidak seorangpun yang akan dirugikan. Jenisnya:
1. Etika peneliti pada responden
Dalam pengumpulan data dari para responden, perlu diingat hak atas kebebasan pribadi sehingga responden tidak akan dirugikan baik secara fisik maupun mental.
2. Etika peneliti pada klien
Dalam suatu studi kelayakan bisnis pertimbangan-pertimabangan etis terhadap klien perlu diperhatikan. Karena klien mempunyai hak atas penelitian yang dilakukan secara etis.
3. Etika peneliti pada asisten
Peneliti biasanya asisten peneliti, tidak etis jika menugaskan seorang asisten melakukan suatu wawancara yang bisa membahayakan.
4. Etika klien
Sering terjadi peneliti kelayakan bisnis diminta oleh kliennya untuk mengubah data, mengartikan data dari segi yang menguntungkan atau menghilangkan bagian-bagian dari hasil analisis yang dianggap merugikan, kalau peneliti menuruti keinginan tersebut bisa jadi profesi peneliti akan hancur.
7. Faktor-faktor penyebab kegagalan suatu Bisnis
-   Data dan informasi tidak lengkap à adanya ketidaklengkapan dan kepalsuan data.
-   Tidak teliti à adanya kecerobohan yang menyebabkan kesalahan.
-   Salah perhitungan à adanya kesalahan saat perhitungan ataupun rumus-rumus yang digunakan.
-   Pelaksanaan pekerjaan salah à adanya pekerja yang tidak mengerjakan proyek berdasarkan pedoman yang ditetapkan.
-   Kondisi lingkungan à adanya unsur0unsur yang tidak dapat dikendalikan.
-   Unsur sengaja à adanya kesalahan yang disengaja oleh peneliti dengan berbagai sebab. Hal ini sangat fatal.

 

*Agar kegagalan usaha dapat dicegah, maka perlu memperhatikan beberapa hal.

Pencegahan kegagalan usaha:

   Kelengkapan serta keakuran data dan informasi yang diperoleh

   Tenaga ahli yang dimiliki benar-benar tangguh

   Penentuan metode dan alat ukur yang tepat

   Loyalitas team studi kelayakan bisnis


8. Adapun yang dimaksud ide bisnis adalah bermacam-macam bentuk, antara lain :
    1. Pendirian usaha baru
    2. Pengembangan usaha yang sudah ada, seperti merger, penambahan permodalan, penggantian teknologi, pembukaan kantor baru/cabang/perwakilan dsbnya
    3. Pembelian perusahaan dengan cara akuisisi.
9. faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan Pengambilan keputusan :
  1. Kondisi Internal dan Eksternal Organisasi
  2. Ketersediaan informasi
  3. Ketrampilan Pengambil keputusan
    • Tipe ketergantungan
    • Tipe Eksploitatif
    • Tipe tabungan
    • Tipe Pemasaran
    • Tipe produktif
10. JENIS-JENIS KEPUTUSAN
Menurut Davis, jenis keputusan terbagi atas dua buah :
  1. Keputusan terstruktur
  2. Keputusan yang tidak terstruktur

11. Aspek-aspek Penilaian dalam Studi Kelayakan Bisnis

Penetuan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek. Ukuran kelayakan tiap proyek berbeda-beda berdasarkan jenis usahanya, namun mengacu pada aspek-aspek yang sama. Untuk melakukan penilaian terhadap aspek-aspek ini, perlu dibentuk suatu team yang terdiri dari orang-orang yang berasal dari berbagai bidang keahlian.

Aspek-aspek penilaian tersebut adalah:

   Aspek hukum à untuk meneliti kelengkapan, kesemperunaan dan keaslian izin-izin dan dokumen-dokumen.

   Aspek pasar dan pemasaran à meneliti besar pasar dan kemampuan perusahaan menguasainya, serta menilai strateginya.

   Aspek keuangan à menilai perolehan pendapatan dan biaya yang dikeluarkan.

   Aspek teknis/operasional à menentukan lokasi, layout gedung dan uangan serta teknologi yang digunakan.

   Aspek manajemen à meneliti kesiapan SDM yang menjalani usaha.

   Aspek ekonomi dan social à menilai manfaat usaha terhadap ekonomi dan social masyarakat.

   Aspek dampak lingkungan à menilai dampak lingkungan yang dapat ditimbulkan.


12. Tahap-Tahap Dalam SKB
1.  Pengumpulan Data dan Informasi à mengumpulkan data dan informasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif
2.  Melakukan Pengolahan Data à pengolahan data dan informasi dengan metode-metode yang lazim digunakan kemudian dicek ulang untuk memastikan kebenarannya
3.  Analisis Dataàuntuk menentukan  kriteria kelayakan untuk bisa digunakan secara umum dari seluruh aspek
4.  Mengambil Keputusanàmengambil keputusan terhadap hasil analisa yang dilakukan. Jika layak maka dapat direkomendasikan, jika tidak layak maka sebaiknya dibatalkan
5.  Memberikan Rekomendasiàmerekomendasikan kepada pihak-pihak yang berwenang. Rekomendasi sebaiknya disertakan saran-saran, perbaikan yang dibutuhkan dan kelengkapan dokumentasi
13. Hubungan antara Studi Kelayakan dengan disiplin Ilmu Lainnya
Studi kelayakan dibangun dari disiplin ilmu lainnya. Tanpa sumbangan ilmu lainnya, Studi kelayakan tidak mungkin ada. Studi Kelayakan merupakan ilmu terapan, sebagai ilmu terapan digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah dalam kegiatan ekonomi dan Studi Kelayakan dilengkapi dengan berbagai alat bantu yang berasal dari berbagai disiplin ilmu lain. Sebagai contoh misalnya untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan dapat diterima pasar atau tidak teori dan ilmunya ada di Manajemen Pemasaran, barang dan jasa yang dihasilkan apakah sudah diproduksi secara efektif dan efisien bisa dipelajari di Manajemen Operasi, apakah bisnis yang akan dijalankan menguntungkan atau tidak Manajemen Keuangan menyediakan penghitungan proyeksi laba rugi, arus kas dan rasio-rasio keuangannya.

Kontribusi antara Ilmu Lain dan Studi Kelayakan
Disiplin Ilmu
Bentuk Kontribusi
Manfaat
Pemasaran
  • Analisa permintaan dan penawaran
  • Mencari pasar dan menghitung pasar potensial, permintaan efektif, segmen pasar
  • Analisis persaingan
  • Pemilihan strategi pemasaran
Untuk mengetahui dan menilai apakah produk yang dihasilkan dapat diterima dan diserap oleh pasar
Manajemen SDM
  • Struktur Organisasi
  • Analisa Jabatan
  • Proses Rekrutmen
  • Teknik pemberian kompensasi
  • Teknik pemberian motivasi
  • Masalah pemeliharaan tenaga kerja
Untuk menilai kapabilitas tim dan menempatkan orang pada tempat yang tepat.
Manajemen Keuangan
  • Menentukan Modal Kerja
  • Menentukan Modal Investasi
  • Menilai arus kas
  • Membuat proyeksi rugi laba dan neraca perusahaan
  • Mengetahui tingkat pengembalian modal
  • Mengetahui profitabilitas, likuiditas, dan rentabilitas usaha yang dijalankan
Mengetahui apakah bisnis yang akan dijalankan menguntungkan / tidak
 
Manajemen Operasi dan Produksi
  • Pemilihan desain produk yang akan diproduksi
  • Penghitungan kapasitas perusahaan
  • Pemilihan mesin dan teknolog serta peralaan yang akan digunakan
  • Penentuan lokasi usaha
  • Penataan lay-out mesin, bangunan dan fasilitas lain
  • Penghitungan skala produksi yang ekonomis
Untuk mengetahui dan menilai apakah barang dan jasa yang dihasilkan sudah diproduksi secara efektif dan efisien.

Aspek Hukum Dalam bisnis
  • Memilih badan hukum yang tepat
  • Menentukan prosedur pendirian
  • Menilai apakah usaha yang akan dijalankan melangar ketentuan UU atau ketentuan peraturan yang berlaku / tidak
Untuk menilai bentuk organisasi yang tepat
Ilmu Sosial dan Lingkungan
  • Dampak pencemaran lingkungan (Amdal)
  • Penyerapan tenaga kerja
  • Dampak social
Untuk menilai dampak pencemaran dan pengaruh-nya terhadap kondisi sosial masyarakat.

14. Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa selain faktor harga masih ada faktor-faktor lain yang memengaruhi permintaan. Namun, faktor-faktor selain harga pengaruhnya tidak sekuat faktor harga. Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi permintaan.
a. Harga Barang itu Sendiri
Harga barang akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika harga naik jumlah permintaan barang tersebut akan meningkat, sedangkan jika harga turun maka jumlah permintaan barang akan menurun.
b . Harga Barang Subtitusi (Pengganti)
Harga barang dan jasa pengganti (substitusi) ikut memengaruhi jumlah barang dan jasa yang diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang akan beralih pada barang substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi naik maka orang akan tetap menggunakan barang yang semula
c . Harga Barang Komplementer (Pelengkap)
Barang pelengkap juga dapat memengaruhi permintaan barang/jasa. Misalnya sepeda motor, barang komplementernya bensin. Apabila harga bensin naik, maka kecenderungan orang untuk membeli sepeda motor akan turun, begitu juga sebaliknya.
d . Pendapatan
Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan besarnya permintaan akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka permintaan akan barang dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya turun, maka kemampuan untuk membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah barang akan semakin turun.
e . Selera Konsumen
Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat pula
f . Intensitas Kebutuhan Konsumen
Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta. jika kebutuhan terhadap barang atau jasa sangat mendesak maka permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut menjadi meningkat
g . Perkiraan Harga di Masa Depan
Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka konsumen cenderung menambah jumlah barang yang dibeli karena ada kekhawatiran harga akan semakin mahal. Sebaliknya apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan turun, maka konsumen cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli
h. Jumlah Penduduk
Pertambahan penduduk akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan meningkat.


2 comments: